Selasa, 02 April 2013

DIKSI DAN DEFINISI


1.      PILIHAN KATA ATAU DIKSI
A.        Pengertian Pilihan Kata
          Pilihan kata atau yang biasa disebut Diksi, adalah pemilihan kata-kata yang sesuai dengan apa yang hendak kita ungkapkan.  Pilihan kata merupakan satu unsur yang sangat penting, baik dalam dunia mengarang maupun dalam dunia tutur setiap harinya.  Diksi  atau pilihan kata mencakup pengertian kata-kata mana yang harus dipakai untuk mencapai suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata yang tepat atau menggunakan ungkapan-ungkapan, dan bagaimana gaya yang paling baik digunakan dalam suatu situasi. 
Jika dilihat dari kemampuan pengguna bahasa, ada beberapa hal yang mempengaruhi pilihan kata, diantaranya:
1.    Tepat memilih kata untuk mengungkapkan gagasan atau hal yang diamanatkan.
2.    Kemampuan untuk membedakan kata secara tepat dan makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan, serta kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa pembacanya.
3.    menguasai sejumlah kosa kata (perbendaharaan kata), serta mampu menggunakan kekayaan dari kosa kata tersebut, sehingga menjadi kalimat yang jelas dan efektif.

B.       Fungsi Pilihan Kata atau Diksi
1.        Untuk memperoleh keindahan guna menambah daya ekspresivitas
2.        Untuk menghaluskan kata dan kalimat agar terasa lebih indah
3.        Untuk mendukung jalan cerita agar lebih runtut mendeskripsikan tokoh, lebih jelas mendeskripsikan latar waktu, latar tempat, dan latar sosial dalam cerita tersebut.
4.        Mencegah perbedaan penafsiran

C.       Tujuan pilihan kata
Adanya pilihan kata pada suatu bahasa, pada intinya bertujuan agar tidak adanya interpretasi yang berlainan antara penulis atau pembicara dengan pembaca atau pendengar.


Dibawah ini akan dibicarakan beberapa penerapan pilihan kata. Sebuah kata dikatakan baik kalau tempat, arti, dan tepat tempatnya, saksama dalam pengungkapan, lazim dan sesuai dengan kaidah ejaan. Beberapa contoh pemakaian kata dibawah ini dapat dilihat :
a)        Kata raya tidak dapat disamakan dengan kata besar, agung;
contoh:  masjid raya, hakim agung, rumah besar.
b)        Kata masing-masing dan tiap-tiap tidak sama pemakaiannya.  Kata tiap-tiap harus diikuti oleh kata benda, sedangkan kata masing-masing tidak boleh diikuti oleh kata benda.
Contoh: Tiap-tiap kelompok terdiri atas tiga puluh orang, berbagai gedung bertingkat di Jakarta memiliki gaya arsitektur masing-masing.
c)        Pemakaian kata dan lain-lain kedudukannya dengan seperti.
Contoh salah:  Dalam ruang ini kita dapat menemukan barang-barang seperti meja, buku, bangku, dan lain-lain.
Contoh benar:  Dalam ruang ini kita dapat menemukan meja, buku, bangku, dan lain-lain
d)       Pemakaian kata pukul dan jam harus dilakukan secara tepat. Kata pukul menunjukkan waktu, sedangkan kata jam menunjukkan jangka waktu. 
Contoh : Seminar tentang kardiologi yang diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia berlangsung selama 4 jam, yaitu dari pukul 8.00 s.d. pukul 12.00.
e)        Kata sesuatu dan suatu harus dipakai secara tepat. Kata sesuatu tidak diikuti oleh kata benda, sedangkan kata suatu harus diikuti oleh kata benda. 
Contoh : Ia mencari sesuatu, pada suatu waktu ia datang dengan wajah bersei-seri.
f)         Kata dari dan daripada tidak sama pemakaiannya. Kata dari dipakai untuk menunjukkan asal sesuatu, baik bahan maupun arah.
Contoh : Ia mendapat tugas dari atasannya .
Kata daripada berfungsi membandingkan.
 Contoh : Duduk lebih baik daripada berdiri.




D.    Pilihan Kata dalam Kaidah Makna
Sebelum menentukan pilihan kata, terlebih dahulu kita harus memperhatikan masalah makna.  Makna sebuah kata atau kalimat merupakan makna yang tidak selalu berdiri sendiri.  Makna tersebut diantaranya yaitu:
1.        Makna Denotatif dan Konotatif
Makna denotatif adalah makna secara eksplisit dan makna yang sesuai dengan kata yang sebenarnya serta sesuai dengan makna kamus.  Sering juga makna denotatif disebut dengan makna yang konseptual.  Misalnya: kata makan, mempunyai makna yaitu memasukkan sesuatu ke dalam mulut, dikunyah, dan ditelan.  Makna kata makan seperti ini adalah makna denotatif.
Makna konotatif adalah makna yang bukan sebenarnya dan merujuk pada hal yang lain atau disebut makna kiasan. Misalnya:
-            Ibu Marcella sangat sedih karna terjerat hutang lintah darat, lintah darat di sini bukan berarti  jenis binatang melainkan memiliki arti rentenir.
-            Pegawai yang malas itu makan gaji buta. Makan di sini bukan berarti memasukan sesuatu kedalam mulut, tetapi menerima gaji.
2.        Homonim, Homofon, Homograf
Homonim adalah kata yang sama lafal dan ejaannya dengan kata yang lain, tetapi berbeda maknanya, karena berasal dari sumber yang berbeda.  Contoh:
-             Saya bisa mengerjakan tugas dalam satu malam.
-             Nani terkena bisa ular.
Kata bisa dalam kalimat pertama memiliki arti dapat, sedangkan bisa pada kalimat kedua memiliki arti racun ular.
             Homofon terdiri dari kata homo yang berarti sama dan fone (phone) yang berarti bunyi atau suara. Jadi homofon adalah kata yang sama lafalnya dengan kata lain, tetapi berbeda ejaan dan maknanya.  Contoh:
-          Bank BRI buka pukul 07.30.
-          Bang Kumis jualan bakso.
            Kata bank pada kalimat pertama berarti tempat menabung, sedangkan bang pada kalimat kedua berarti panggilan untuk laki-laki.


     Homograf terdiri dari kata homo yang berarti sama dan graf berarti tulisan.  Jadi homograf adalah kata yang sama tulisannya tetapi berbeda makna dan bunyinya.  Contoh:
-          Dia makan apel sesudah apel.
Kata apel yang pertama memiliki makna nama buah, sedangkan kata apel yang kedua memiliki makna upacara.
3.      Sinonim dan Antonim
            Sinonim adalah kata yang memiliki makna atau arti yang sama.  Sinonim ini dipergunakan untuk mengalih-alihkan pemakaian kata pada tempat tertentu, sehingga kalimat tersebut tidak membosankan bagi pembacanya. Contoh:
-          Organisasi tidak menyukai orang yang suka berbohong (sinonim dari kta berbohong adalah berdusta)
            Antonim adalah kata yang memiliki arti berlawanan makna.  Contoh:
-          Suhu Korea Selatan pada saat musim salju sangat dingin (antonim dari kata dingin adalah panas).

E.     Pilihan Kata dalam Kaidah Sosial
1)        Kata Baku dan Tidak Baku
Kata baku merupakan kata yang sesuai dengan kaidah bahasa yang sudah ditetapkan, sedangkan kata tidak baku adalah kata yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa yang sudah ditetapkan. Contoh: 
Kalimat baku:
-          Pengemudi itu memang keterlaluan
-          Pemulung dilarang masuk kawasan ini
-          Dilarang memarkir mobil di sini!
Kalimat tidak baku: 
-          Pengemudi itu memang kebangetan
-          Pemulung dilarang memasuki kawasan ini
-          Dilarang memparkir mobil di sini!
Beberapa pilihan kata berdasarkan baku atau tidaknya kata tersebut, yang diawali dengan huruf  K, P, T dan S, tidak luluh atau lebur ketika mendapat awalan me-kan dan pe-an.
Me-kan

Tidak baku
Baku
Kader
Mangkaderkan
Mengaderkan
Kategori
Mengkategorikan
Mengategorikan
Parkir
Mamparkir
Memarkir
Papar
Mempaparkan
Memaparkan
Sukses
Mensukseskan
Menyukseskan
Seleksi
menseleksi
Menyeleksi
Terjemah
Menterjemhakan
Menerjemahkan

Pe-an

Tidak baku
Baku
Kategori
Pengkategorian
Pengategorian
Kader
Pengkaderan
Pengaderan
Parkir
Pemparkiran
Pemarkiran
Papar
Pempaparan
Pemaparan
Sukses
Pensuksesan
Penyuksesan
Seleksi
Penseleksian
Penyeleksian
terjemah
penterjemahan
Penerjemahan

2)      Kata umum dan khusus
            Kata umum adalah kata-kata yang pemakaian dan maknanya bersifat umum atau luas. Contoh:  pohon, bunga, ikan, dan lain sebagainya.  Kata pohon, bunga dan ikan disebut kata umum karena masih mengandung arti yang luas dan masih banyak jenisnya, seperti pohon kelapa, bunga mawar dan ikan tongkol.
            Kata khusus adalah kata-kata yang pemakaian dan maknanya bersifat khusus atau spesifik dan bermakna sempit.  Contoh:  Ibu menanam pohon apel di halaman.

3)   Kata Asing dan Kata Serapan
Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa lain (bahasa daerah/bahasa luar negeri) yang kemudian ejaan, ucapan, dan tulisannya disesuaikan dengan penuturan masyarakat Indonesia untuk memperkaya kosa kata. Setiap masyarakat bahasa memiliki tentang cara yang digunakan untuk mengungkapkan gagasan dan perasaan atau untuk menyebutkan atau mengacu ke benda-benda di sekitarnya. Hingga pada suatu titik waktu, kata-kata yang dihasilkan melalui kesepakatan masyarakat itu sendiri umumnya mencukupi keperluan itu, namun manakala terjadi hubungan dengan masyarakat bahasa lain, sangat mungkin muncul gagasan, konsep, atau barang baru yang datang dari luar budaya masyarakat itu. Dengan sendirinya juga diperlukan kata baru. Salah satu cara memenuhi keperluan itu yang sering dianggap lebih mudah adalah dengan mengambil kata yang digunakan oleh masyarakat luar yang menjadi asal hal ihwal kata baru tersebut.
Contoh kata serapan dalam Bahasa Indonesia yang diambil/diserap dari Bahasa Inggris:
-          acupuncture - akupuntur
-          aerobic - aerobik
-          aquarium - akuarium
-          ballpoint - bolpen
-          business - bisnis
-          condusive - kondusif
-          conglomerate - konglomerat
-          cursor - kursor
-           glass – gelas
Ada beberapa kata juga yang diserap tanpa merubah bentuk/diserap secara utuh diantaranya yaitu: film, ice cream, internet, lift, monitor, radio, radar, unit, video, dan lain sebagainya.


2.  DEFINISI
                  Definisi adalah suatu pernyataan mengenai ciri-ciri penting suatu hal, dan biasanya lebih kompleks dari arti, makna, atau pengertian suatu hal tersebut.
Ada beberapa jenis definisi, yaitu:
1.      Definisi Nominal
                  Definisi Nominal penjelasan mengenai sebuah kata dengan kata lain yang lebih dimengerti. Biasanya, definisi nominal dipakai dalam sebuah permulaan dalam suatu pembicaraan atau diskusi. Definisi nominal ada enam macam, yaitu definisi sinonim, definisi simbolik, definisi etimilogik, definisi semantik, definisi stipulatif dan definisi denotatif.
2.      Definisi Realis
   Definisi Realis yaitu penjelasan tentang hal yang ditandai oleh suatu istilah, tetapi menjelaskan isi yang dikandung oleh suatu istilah tersebut.  Definisi realis ada dua macam, yaitu:
a.       Definisi Esensial
Yaitu penjelasan dengan cara menguraikan bagian-bagian dasar yang menyusun suatu hal,.
b.      Definisi Deskriptif
Yaitu penjelasan dengan cara menunjukkan sifat-sifat yang dimiliki oleh hal yang didefinisikan.
3.      Definisi Paktis
    Definisi Praktis yaitu panjelasan tentang suatu hal yang ditinjau dari segi kegunaan dan tujuan.  Definisi praktis dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a)      Definisi Operasional, yaitu penjelasan mengenai suatu hal dengan cara menegaskan langkah-langkah pengujian khusus yang harus dilaksanakan atau dengan metode pengukuran, serta menunjukkan bagaimana hasil yang dapat diamati.
b)      Definisi Fungsional, yaitu penjelasan suatu hal dengan cara menunjukkan kegunaan atau tujuannya.
c)      Dfinisi Persuasif, yaitu penjelasan dengan cara merumuskan suatu pernyataan yang dapat memengaruhi orang lain.  Definisi persuasif pada hakikatnya merupakan alat untuk membujuk, atau teknik untuk meganjurkan dilakukannya perbuatan tertentu.
4.         Definisi Formal
Dalam definisi formal ini, konsep atau ide yang akan didefinisikan itu disebutkan terlebih dahulu cirri-ciri umumnya, lalu disebutkan pula ciri khusus yang merupakan sebuah pembeda dengan konsep atau ide lain yang sama cirri umumnya.  Misalnya kata bis, Bis adalah kendaraan umum yang dapat memuat banyak penumpang.  Cirri khusus yang merupakan pembeda ini dapat berupa salah satu unsur yang terdapat pada konsep yang didefinisikan itu, seperti unsur kuantitas (misalnya “Banyak penumpang” pada definisi bis tersebut), atau juga unsur tujuan, bahan, kegunaan, kualitas, dan sebagainya.

0 komentar:

Posting Komentar

Please, write down with your heart... :)